Welcome to our website

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum. ed ut perspiciatis unde omnis iste.

Senin, 06 Juni 2011

Marxisme

Konteks kelahiran Marxisme/Komunisme dan inti ajarannya

Marxisme/Komunisme lahir dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bahwa / kelas buruh. Menurut analisa Marx, kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan dari buah/hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasi kerjanya terjadi dalam jumlah besar (kerja massa) dan global, pemecahannya harus juga bersifat kolektif dan global.

Pemahaman diri sendiri Marxisme bukan merupakan suatu filsafat baru (menurut Marx, filsafat hanya sibuk menginterpretasi sejarah dan kenyataan), tetapi bermaksud menganti filsafat (dengan tujuan mengubah sejarah dan kenyataan). Friedrich Engels dan Karl Marx pada Tahun 1847 mendeklarasikan suatu "manifesto Komunis" di mana sistem kapitalisme dilawan tanpa kompromis. Kaum tertindas, terutama proletariat (kaum buruh) harus diperdayakan, dan mereka yang harus menjadi subjek sejarah secara revolutioner untuk mengubah sistem masyarakat menjadi suatu masyarakat yang adil, tanpa kelas (classless society), ya bahkan tanpa negara (stateless society): sosialisme/komunisme. Kekayaan dan sarana-sarana produksi harus dimiliki bukan oleh suatu minoritas / kelas atas secara pribadi, tetapi oleh bangsa secara kolektif. Setiap individu disini memperoleh bagiannya tidak lagi berdasarkan status sosialnya, kapitalnya atau jasanya, tetapi berdasarkan kebutuhannya.

Falsafah hidup atau "weltanschauung" marxisme adalah Ateisme. Pertama-tama ateisme itu harus dimengerti dari konteks kelahiran Marxisme, di mana terutama gereja Kristen Protestan gagal untuk merespon tantangan-tantangan sosial yang muncul pada abad ke-19 di Eropa. Kalau Marx berbicara tentang agama sebagai "opium untuk bangsa" - di depan matanya terutama adalah suatu agama seperti gerakan Pietisme Kristen Protestan yang mengutamakan "keselamatan jiwa" seseorang dan tidak peduli terhadap kondisi sosial dan politik. Karl Marx mengalami bentuk agama yang hanya menstabilkan status quo dan yang beraliansi dengan penguasa-penguasa zamannya. Allah diperalat untuk melegitimasi struktur-struktur kuasa dan sistem politik-kapitalis.
Namun, Ateisme komunis bukan hanya hasil konteks sosial-politis abad ke-19, tetapi berkembang menjadi suatu ideologi anti-agama. Dalam dialog antara komunisme dan agama yang dilaksanakan dalam pelbagi bentuk khususnya pada tahun enampuluhan abad ke-20, beberapa orang komunis memang mengakui bahwa agama bisa juga merupakan suatu faktor pembebasan dan keadilan sosial, tetapi pendirian ateis tidak pernah dipertanyakan. Untuk Marxisme, agama adalah projeksi manusia (Feuerbach) dan hanya mencerminkan struktur-struktur kuasa masyarakat. Manusia harus membebaskan diri dari semua ketergantungan dan otoritas, baik manusiawi maupun ilahi.

Menurut Etika Marxisme, norma-norma etis yang dimiliki oleh suatu masyarakat atau kelas tertentu, bukan merupakan nilai-nilai yang bedasarkan pernyataan/wahyu ilahi atau hukum-hukum yang abadi, melainkan mencerminkan dan berakar dari keadaan materiel masyarakat. Oleh karena itu, keadaan dan struktur masyarakat harus diubah (mis. dari masyarakat kelas/golongan ke masyarakat sosialis), supaya bangsa dan manusia (yang direpresentasikan oleh proletariat) dapat mengembangkan semua potensinya dan kemungkinannya - yang selama ini hanya dieksploitasi untuk kepentingan-kepentingan kelas atas - untuk "keselamatan" seluruh bangsa.
Disini nampak antropologi (gambar tentang manusia) dari marxisme yang sangat optimis. Manusia adalah bagian dari alam, yang melalui kerja manusia alam dapat dikuasai, diubah dan dijadikan milik manusia. Manusia melalui kerjanya menguasai materi (materialisme). Ini bukan proses individual, tetapi proses kolektif yang melayani pemenuhan kebutuhan masyarakat. Proses ini terjadi bukan secara evolusioner, melainkan melalui munculnya pertentangan-pertentangan di masyarakat yang dipecahkan secara revolusioner untuk mencapai tingkat baru sejarah (materialisme dialektis). Hakikat manusia dipenuhi melalui proses me-masyarakat-kan, di mana semua pemisahan antara manusia (kelas, negara dll.) ditiadakan.  Karena manusia sendiri adalah subjek perubahan yang hakiki (yang berkembang secara revolutioner), akhirnya manusia adalah pencipta dan penebus dirinya sendiri.

Disini muncul jurang yang sangat besar antara teori dan praktek marxisme, antara ideologi komunisme dan sosialisme real". Negeri yang pertama kali menerapkan sistem komunisme adalah Uni Soviet, 1917 di bawah pimpinan Lenin (...Stalin, Krushev...Brezhnev, Gorbachev), dan banyak negara lain yang ikut, sampai sesudah perang dunia II, dunia dibagi menjadi dua: dunia "kapitalis" dan "dunia komunis" yang saling memusuhi dalam "perang dingin". Bahkan ada negara yang dibagikan, seperti Korea Selatan dan Korea Utara atau Jerman Barat dan Jerman Timur. Kita memang bisa lihat beberapa contoh, di mana nilai-nilai sosial komunisme diwujudkan dengan cara yang menyakinkan, namun secara garis besar kita dapat bilang bahwa nilai-nilai itu akhirnya membuktikan diri bahwa tidak dapat diwujudkan dalam sistem politik dengan cara yang menguntungkan masyarakat. Melainkan, nilai-nilai sosial sering dikurbankan untuk kepentingan-kepentingan politik dan kekuasaan dalam konteks nasional dan internasional.

Bagaiman sikap kita terhadap Marxisme/Komunisme, khususnya dari perspektif agama?

Disini kita harus jelas, apakah kita mengkritik ideologi atau praktek real komunisme? Sebenarnya, sistem-sistem komunis-real dapat dikalahkan dengan "senjatanya sendiri" - dan kebanyakan sistem komunis gagal terutama karena perubahan dari dalamnya dan ketidakpuasan bangsanya sendiri. Yang mau ditinggalkan oleh marxisme: penindasan, ketidakadilan, ketidakbebasan masyarakat justru dikembangkan lebih keras dalam kenyataan negara-negara komunis: milik kolektif bangsa menjadi milik minoritas yang berkuasa (namanya seharusnya bukan komunisme, tetapi "kapitalisme negara") yang penuh dengan KKN; Upaya untuk membebaskan manusia dari perwalian / paksaan / tekanan religius berkembang menjadi suatu "agama pengganti" yang bahkan lebih intoleran dan totaliter, dan hanya mengizinkan aktivitas gereja Kristen atau agama lain kalau mereka tidak kritis dan dapat diperalat untuk kepentingan-kepentingan sistem komunis. Konformitas yang dipaksakan dari atas dengan sistem-sitem kontrol dan mata-mata (dinas rahasia dalam negeri) yang luar biasa; kekerasan dan pelanggaran HAM yang terselubung di belakang tujuan-tujuan pembebasan revolusioner. Individu mendapat status sosialnya bukan sesuai dengan prestasinya atau kebutuhannya, tetapi sesuai dengan tingkat konformitasnya dengan sistem politik. Motivasi komitmen untuk bekerja dan untuk inisiatif ekonomis tidak ada lagi, sehingga ekonomi menjadi hancur. Toleransi terhadap minoritas-minoritas dan solidaritas internasional menjadi lapangan permainan kuasa.

Yang saya maksud adalah bahwa dalam ideologi dan motivasi Marxisme ada juga inti yang benar, yang telah dikhianati oleh sejarah komunisme sendiri. Kalau kita jujur, hal semacam ini tidak hanya dialami oleh Marxisme, tetapi oleh kita sendiri. Nilai-nilai Pancasila diperalat dan dikhianati oleh orba, sehingga beberapa bentuk orba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beberapa sistem komunis. Nilai-nilai Kristen yang intinya kasih, toleransi dan perdamaian, sering dan sampai sekarang ini dikhianati oleh sikap-sikap intoleran atau aliansi-aliansi dengan penjajah atau penguasa bagi kepentingan sendiri. Dan pasti saudara-saudari Islam akan menemukan hal yang serupa juga kalau menguraikan sejarahnya sendiri.
Jadi, mari kita membandingkan praktek dengan praktek, dan teori dengan teori! Sebenarnya dalam "teori" Marxisme ada banyak nilai etika sosial yang dapat kita temukan dalam Al-Quraan dan dalam Alkitab pula.
Oleh karena itu, tantangan pertama dari Komunisme untuk orang Kristen dan Islam: Apakah kita betul-betul memperjuangkan hak asasi orang kecil dan keadilan sosial, atau hanya menstabilkan status quo dan beraliansi dengan penguasa? Mari kita mengambil kegagalan Komunisme untuk mewujudkan ideal-ideal mereka secara baik, terutama sebagai alasan untuk retrospeksi dan introspeksi diri secara kritis, di mana kita telah mengkhianati nilai-nilai agama kita masing-masing!

Kalau kita bersedia untuk itu, kita juga punya hak untuk mengkritik ideologi-ideologi Marxisme. Dan memang, dari perspektif agama Kristen dan agama Islam, kita punya banyak alasan dan dasar untuk mempertanyakan tesis-tesis marxisme secara fundamental.

-         Misi/dakwah kita terhadap komunisme: Tidak ada harkat manusia tanpa ketergantungan kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Esa; ini merupakan dasar seluruh kehidupan individual dan sosial. Tidak ada keadilan duniawi kalau tidak berdasarkan keadilan Allah. Manusia tidak pernah dapat menciptakan atau menebus diri sendiri.

-         Misi kemanusiaan tidak bisa diwujudkan dengan cara kekerasan, pemaksaan, pelarangan, tetapi hanya dengan cara praktek yang menyakinkan! Suatu maksud dan tujuan yang baik tidak dapat membenarkan metode-metode yang totaliter seperti digunakan oleh komunisme.

-         Perubahan sosial dan keadilan tidak bisa diciptakan hanya dari "atas", karena dengan mengubah sistem masyarakat kenyataan manusia belum membaik secara otomatis. Harus juga ada perubahan dari "bawah", di mana manusia, yang cenderung berdosa, bertobat; di mana relasi manusia dengan Allah dibaharui dalam iman, dan di mana relasi manusia dengan sesamanya dibangun kembali dengan mengikuti perintah-perintah Allah.


Kesimpulan: Ancaman yang dapat mengakibatkan Ateisme datang bukan terutama dari "luar" (Komunisme dll.), melainkan dari dalam kita sendiri; dari ketidakmampuan kita untuk mewujudkan nilai-nilai agama kita masing-masing; dan kalau agama-agama terus-menerus saling memusuhi dan bahkan saling menbunuh, kita bersama-sama bertanggungjawab jika orang melarikan diri ke Marxisme atau Ateisme dan yakin bahwa "lebih baik tidak punya agama".

Jangan kita membangung masa depan kita atas trauma-trauma historis dan atas gambar-gambar musuh yang dibesar-besarkan, pikiran "hitam-putih" / "kiri-kanan" dll. yang sebenarnya tidak berlaku lagi, tetapi pertama-tama mencari kesalahan sejarah dan "musuh" dalam diri kita sendiri supaya suatu proses rekonsiliasi dan dialog yang santai, jujur dan realistis bisa terjadi.

Ideologi Dasar: Leninisme dan Stalinisme

Sebelumnya, saya telah memaparkan dasar-dasar Marxisme. Pada intinya, Marx melihat bahwa kapitalisme pada suatu saat akan mengalami penurunan sebagai akibat keserakahannya sendiri, dan pada saat itulah kaum proletar akan mengadakan revolusi untuk mengambil alih kekuasaan dan mendirikan sebuah diktator proletariat.
Tapi yang Marx lakukan hanyalah berteori. Pada praktiknya, Marxisme justru diterapkan oleh orang lain, antara lain Lenin dan Stalin di Rusia (lalu Uni Soviet), Mao Zedong di Cina, Soekarno di Indonesia. Penerapan Marxisme oleh tokoh-tokoh komunisme tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, baik antara satu dengan lain maupun dengan teori Marx itu sendiri.
Leninisme
Lenin adalah pemimpin golongan Bolshevik dari Partai Sosial Demokrat Rusia di tahun 1903. Selain golongan Bolshevik, partai ini juga memiliki golongan Menshevik. Golongan Menshevik adalah golongan yang setia pada ajaran Marx secara total. Bolshevik, golongan Lenin, menghendaki perubahan dalam teori-teori Marx.
Perbedaan ini terlihat terutama dalam dua hal. Pertama, dalam hal kepartaian. Menshevik berpendapat bahwa partai komunis harus berstruktur longgar dan berdasarkan pada massa (basis massa yang luas). Sebaliknya, Lenin beranggapan partai itu harus tersentralisasi, berdisiplin kuat dan terdiri atas revolusioner profesional. [1]
Perbedaan kedua adalah dalam hal memandang tahapan revolusi Marx. Menshevik percaya bahwa proletar harus menunggu revolusi borjuis terhadap feodal sebelum melakukan revolusi protelat terhadap borjuis.[2] Pada masa itu Rusia memang masih dipimpin oleh seorang tsar (kaisar).
Lenin menganggap hal itu hanya akan melemahkan semangat proletar. Lenin menginginkan sebuah revolusi yang ditujukan untuk menjatuhkan sekaligus borjuis dan tsar. Selain itu, Lenin juga menambahkan tentang peran penting petani dalam revolusi tersebut. Marx kurang menekankan pentingnya peran petani dalam revolusi (mungkin karena Marx mendasarkan teorinya pada nasib buruh di Inggris pascarevolusi industri –red-). Kata Lenin, “Revolusi yang dipimpin oleh kelas pekerja itu akan menghasilkan diktatur demokrasi yang revolusioner dari proletar dan petani.”[3]
Selain itu, berbeda dengan Marx yang menganggap revolusi akan terjadi sebagai akibat melemahnya kapitalisme (akibat perluasan pasar, produksi gila-gilaan yang berujung pada jatuhnya harga), Lenin justru melihat revolusi bisa terjadi kalau partai mau melakukan revolusi.[4]
Demi mendukung pendapatnya, Lenin menjelaskan mengapa revolusi tidak juga terjadi di negara-negara Eropa Barat yang sistem kapitalismenya sudah maju (dengan demikian, berdasarkan teori Marx, revolusi seharusnya sudah terjadi).
Menurut Marx, sistem kapitalisme yang digunakan negara-negara maju akan menyebabkan produksi melimpah. Karena terlalu banyak barang di pasar, maka harganya akan turun. Untuk mengatasinya, menurut Lenin, kapitalisme melakukan penjajahan, kolonialisme, dan pengendalian ekonomi negara lain.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, kapitalisme mendapatkan tiga keuntungan, yaitu tenaga kerja yang murah, bahan mentah yang murah, dan pasar baru untuk memasarkan produksinya yang melimpah.
Akibat dari dilakukannya hal tersebut adalah terjadinya penindasan dari kelompok kecil kapitalis metropolitan terhadap masyarakan terbelakang yang sebenarnya lebih banyak jumlahnya. Penindasan ini menyebabkan aliran sumber daya dan keuntungan terjadi satu arah ke negara kaya. Pada akhirnya ini menyebabkan jurang antara negara miskin dengan kaya semakin lebar. Penindasan ini hanya bisa dihentikan dengan revolusi dunia.
Dengan demikian, kapitalis telah berhasil memperlambat arus kehancurannya sendiri, dan oleh karenanya revolusi yang dikatakan Marx tidak juga terwujud meskipun kapitalisme Eropa Barat telah demikian maju.
Oleh sebab itu, Lenin kemudian melancarkan revolusi yang terkenal, yaitu Revolusi Oktober 1917, langsung kepada tsar (feodal), bukan kepada borjuis, dan tidak dibawah komando kaum borjuis (seperti ‘saran’ Marx).
Revolusi itu berhasil menyingkirkan sekaligus dua musuh proletar, yaitu kaum feodal dan borjuis. Ternyata setelah revolusi Rusia terlempar ke dalam situasi chaos. Roda perekonomian terhenti, dan jika tetap keras kepala tidak melibatkan borjuis dalam sistem ekonomi dan pemerintahan, negara akan kolaps. Oleh karena itu pada tahun 1921 Lenin mulai melancarkan Politik Perekonomian Baru. Perusahaan-perusahaan milik pribadi di beberapa sektor dibenarkan, dan orang-orang yang ahli dalam bidangnya kembali dipakai dengan bayaranb besar. [5]
Kata Lenin, “Negara memerlukan orang yang berpengalaman mengatur negara dan ekonomi, dan orang-orang ini ada di kelas yang lama… Kita terpaksa bekerja dengan pertolongan kelas yang kita tumbangkan.”[6]
Bagi seorang Marxis, ketidakmampuan Lenin untuk mengisi posisi-posisi penting dalam pemerintahan dan ekonomi bisa jadi dianggap sebagai sebuah dampak akibat ketergesaannya dalam melancarkan revolusi. Ingatlah bahwa alasan Marx menginginkan proletar untuk membantu revolusi borjuis terhadap feodal adalah untuk latihan serta pematangan sikap serta pikiran para pekerja itu dalam hal berorganisasi dan mengatur negara. Ketika Lenin melakukan jalan pintas, maka hilang sudah kesempatan proletar untuk belajar dari kaum borjuis. Hasilnya, ketika proletar sudah berkuasa, mereka justru memerlukan borjuis untuk membantu mereka, dan bukannya memburu borjuis untuk dihabisi.
Stalinisme
Stalin, memimpin Uni Soviet semenjak 1924, memiliki pemikiran yang lebih maju daripada Lenin. Stalin tidak hanya menunggu buruh-buruh negara lain melakukan revolusi, Stalin mendorong (menjadi pelopor) terjadinya sosialisme di dunia. Misalnya, dengan menyetujui Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk memberontak kepada pemerintahan Belanda pada tahun 1926-1927. Pemberontakan ini sebenarnya ditentang oleh Tan Malaka karena Tan merasa persiapan belum cukup matang. Stalin juga melakukan intervensi terhadap Maozedong melalui Maring (sebelumnya bernama Sneevliet – bergerak di Indonesia-) dengan memerintahkan Mao untuk bekerja sama dengan Chiang Kai Sek dari Partai Kuomintang.[7]
Stalin juga memperkenalkan model perencanaan lima tahun. Model ini dirancang untuk menjadikan Uni Soviet sebagai kekuatan industri dan militer.[8] Model inilah yang kemungkinan ditiru oleh Soeharto sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)[9]. Jika benar Soeharto terinspirasi dari Stalin maka ini adalah sebuah ironi, karena Soeharto mengambil contoh justru dari sebuah negara komunis, yang ideologinya sendiri dilarang untuk beredar di Indonesia semenjak masanya.
Ini pun sekaligus menunjukkan bahwa sebuah orde yang begitu membenci komunisme pun bisa memetik pelajaran darinya, sehingga ketakutan yang berlebihan (paranoia) terhadap komunisme akan menutup kemungkinan bangsa ini untuk mengambil hal-hal baik dari komunisme.
Kembali ke perbedaan pemikiran antara Stalin dengan Marx dan Lenin, Stalin juga tidak sependapat dengan Marx tentang hilangnya negara ketika masyarakat komunis telah tercapai. Alasannya adalah karena Uni Soviet justru dikepung oleh negara-negara kapitalis sehingga negara justru perlu menjadi lebih kuat dan bukannya hilang.[10]
Meski begitu, biarpun pada suatu saat komunisme akan menang menghadapi kapitalisme, negara tidak akan hilang begitu saja, karena di dalam masyarakat akan selalu ada pihak-pihak yang menentang kekuasaan diktator proletariat.[11]
Begitulah akhir pembahasan tentang dasar-dasar Leninisme dan Stalinisme. Mudah-mudahan telah menjadi jelas apa perbedaan-perbedaan antara pemikiran Marx, Lenin dan Stalin tentang komunisme. Penting untuk diingat bahwa meskipun pemikiran Marx diperbaharui oleh dua nama setelahnya, bukan berarti mereka menentang Marx. Artinya, Lenin dan Stalin bukan berusaha untuk meruntuhkan Marxisme, melainkan berusaha untuk membuat Marxisme menjadi lebih bisa diaplikasikan, terutama untuk Uni Soviet.
Untuk sementara, saya cukupkan dulu pembahasan tentang komunisme sampai Stalinisme ini. Mungkin berikutnya saya akan mencoba menulis tentang Maoisme dan Marhaenisme-nya Soekarno. Semoga akan bisa terlihat nanti bahwa perbedaan-perbedaan juga akan terjadi antara Mao dan Soekarno dengan pemikiran Marx, karena mereka berusaha memadukan Marxisme dengan kebutuhan nasional masing-masing.


[1] C.C. Rodee, et.al., Pengantar Ilmu Politik, PT. RajaGrafindo Perkasa: Jakarta, 2000, hal. 172.
[2] Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat, Pustaka Mizan: Bandung, 2006, hal. 218.
[3] Ibid, hal. 219
[4] Rodee, op.cit, hal. 172-173
[5] Noer, op.cit, hal. 220
[6] Lenin, Selected Works II, hal. 565, seperti dikutip dalam ibid.
[7] Noer, op.cit., hal. 231
[8] Rodee, op.cit., hal 177
[9] Repelita adalah rencana pembangunan ekonomi Indonesia. Repelita I dimulai tahun 1969 – 1973 dengan menekankan pada program memperkuat ketahanan pangan dasar dan infrastruktur. Sedangkan Repelita terakhir (sebelum Orde Baru tumbang) adalah Repelita V dimulai tahun 1989 – 1993 yang bertujuan untuk memperkuat bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/Rencana_Pembangunan_Lima_Tahun)
[10] Rodee, op.cit., hal 177
[11] Noer, op.cit., hal. 231

Jumat, 03 Juni 2011

Sistem Pemerintahan Ideal

Demokrasi yang kebablasan, inilah wacana yang santer terdengar belakangan ini yang kini tengah riuh dibicarakan di negeri Indonesia. Walau begitu ketika ditanya kenapa bisa kebablasan? Dimana letak dari batasannya(demokrasi)? Maka seakan terjadi dilematika sehingga tidak ada yang mampu menjawabnya. Telah nampak secara jelas kelemahan serta keabstrakan dari sebuah sistem hasil karya manusia yang sepertinya akan segera berakhir dengan sebuah kegagalan.
Keabstrakan sistem inilah yang menjadi penyebab dari timbulnya problematika bangsa, tidak hanya satu dua bahkan kini telah menciptakan rentetan permasalahan seperti sebuah rantai masalah yang akan sulit di selesaikan sepenuhnya. Jika kita perhatikan setiap bangsa yang menganut sistem ini, semua memiliki pemahaman dan penerapan yang berbeda walau semua tetap mengatakan mereka menjunjung tinggi kebabasan pribadi, begitu juga apabila ditanyakan pada beberapa individu maka akan ditemukan perbedaan dalam pendefinisian sistem ini.
Oleh karenanya, pendefinisian yang berubah-ubah serta penerapan yang berbeda-beda menjadi bukti akan gagalnya atau tidak layak untuk kemudian membanggakan sistem demokrasi tersebut. Kata-kata demos dan kratos sepertinya terdengar begitu indah dan mempesona, dimana rakyatlah yang memegang kendali atas pemerintahan. Namun pada kenyataannya apakah benar seperti itu. Kata itu kini tidak lain hanya seperti sebuah label untuk pelegalisasian atau untuk menghalalkan perbuatan golongan-golongan tertentu.
Begitupun negeri yang sebenarnya tidak lebih dari hanya meniru serta menambahkan dan menjadikan kata-kata sosialisme, nasionalisme dan semacamnya sebagai “nilai” dasar dari sistem demokrasi tersebut. Walau sebenarnya penggunaan isme-isme tersebut tidak tepat karena sering kali bertolak belakang dalam pelaksanaannya. Pada akhirnya sistem-sistem yang berdasarkan kebebasan individu dengan disusuli pula oleh sistem kolektif telah selesai peranannya dan berakhir dengan kegagalan juga.
Setelah jelas tidak mampu-nya sistem tersebut guna menjadi solusi untuk menciptakan sebuah bentuk pemerintahan yang ideal. Maka bermunculanlah konsep-konsep alternatif dari beberapa pakar, namun ketika dipelajari dan difahami lebih dalam tak satupun yang dapat memberikan gambaran yang nyata dalam program dan penerapannya sehingga akan dapat dipastikan turut berakhir dalam kegagalan yang sama.
Kenapa tak satupun dari begitu banyak konsep tersebut yang dapat menjadi solusi? Jawabannya sebenarnya cukup sederhana, karena dari sekian banyak konsep tersebut kesemuanya tidak memiliki dasar yang bersifat aplikatif dan komperehensif, karena problematika yang dihadapi saat ini begitu kompleks dengan pola masyarakat yang begitu majemuk. Diantara yang menjadi dasar atas konsep-konsep tersebut adalah faham nasionalisme kemudian liberalisme serta sosialisme atau lebih dikenal HAM (hak asasi manusia) ada juga sempat terdengar namun kembali tenggelam yakni komunisme.
Salah satu kebutuhan utama dari sebuah bentuk pemerintahan yang ideal adalah terpenuhinya rasa keadilan. Dimana kondisi masyarakat sangat beragam mengakibatkan rentannya terjadi ketidakadilan didalamnya. Kemudian sebuah pemerintahan harus menjaga keadilan agar tidak terbentuk sebuah golongan yang berkuasa dan golongan yang mengabdi, karena dari semua konsep yang telah ada selalu meciptakan pengabdian kepada sebuah golongan tertentu dengan berbagai macam bentuknya.
Begitu pula sebuah konsep pemerintahan solusi dituntut untuk dapat memenuhi dan menjawab setiap tantangan yang datang, sehingga konsep tersebut setidaknya dapat mencakup seluruh aspek, mulai dari hal yang mendasar hingga yang bersifat global. Karena begitu beratnya hal yang harus dipenuhi sehingga sampai saat ini tidak seorangpun yang mampu menciptakan dan menjawab semua tantangan dari hal ini.
Jika keadaannya seperti ini apakah yang harus kita perbuat? Apakah memang tidak ada sistem pemerintahan yang baik secara keseluruhan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas coba kita kembali mengingat-ingat dan mengulas kembali perihal sejarah. Adakah sebuah model pemerintahan yang sukses dalam artian dapat menciptakan sebuah masyarakat yang benar-benar maju berkembang dan memperoleh kejayaan dimasanya!. Pemerintahan seperti itu pernah ada pada beberapa abad silam dan pemerintahan itu adalah model pemerintahan islam, negeri dengan sistem pemerintahan islam itu berhasil membuat sebuah pengaruh besar karena pada masanya pemerintahan ini mempengaruhi lebih dari seperempat dunia, pada jaman yang tidak seperti sekarang dimana informasi dan transportasi sudah begitu cepat, namun dengan berbagai keterbatasan yang ada negeri dengan sistem pemerintahan islam mampu mempengaruhi lebih dari seperempat dunia.
Dewasa kini sistem pemerintahan islam seperti itu tidak kita dapati kembali semenjak runtuhnya kekhalifan turki utsmani, setelahnya dunia di cekoki oleh faham-faham sempit yakni faham “Kebangsaan” atau nasionalisme yang dengan mudahnya memecah belah dan mempetak-petakan kelompok golongan suku dan ras. Sehingga sulit bagi konsep islam untuk bangkit dan hadir kembali.
Apa yang membuat sistem pemerintahan dengan konsep islam ini berbeda?
Perbadaannya terletak pada landasan utama atau dasar dari konsep pemerintahan islam, bagi umat islam landasan utama dari segala hal adalah syariat atau ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bertolak belakang dengan dasar dari konsep-konsep pemerintahan yang ada saat ini, karena semua berdasarkan pemahaman-pemahaman sempit bersifat jahiliyah yang dengan konsep tersebut mengebiri kekuasaan-kekuasaan Allah di muka bumi dan merampas hak istimewa Allah yaitu pemerintahan dan kekuasaan.
Konsep-konsep pemerintahan yang ada saat ini seakan telah memisahkan antara agama dan pemerintahan, dengannya menciptakan hukum atau ketetapan-ketetapan yang jauh dari program Allah untuk hidup ini, dalam perkara-perkara yang tidak pernah diizinkan oleh Allah, maka hasil daripada penyalahgunaan kuasa Allah itu secara otomatis merampas hak-hak Allah dan hak-hak manusia.
Untuk dapat membentuk kembali negeri yang menganut sistem pemerintahan dengan konsep islam terlebih dahulu kita menyiapkan umat islam itu sendiri. membuat agar umat islam itu menjelma sebagai suatu masyarakat secara keseluruhan, mulai dari lapisan terbawah hingga teratas. Sulit bagi kita menyeru kepada manusia yang memiliki akidah yang kosong terlebih pada jaman yang mutakhir seperti saat ini, karenanya perlu bagi kita menyiapkan masyarakat agar dapat menerima dan memahami konsep islam dan menjadi umat islam.
UMAT ISLAM itu bukanlah berarti sekeping tanah di mana Islam hidup di situ, bukan juga suatu kaum atau golongan orang yang nenek moyang mereka dahulu pernah menghayati Islam sebagai panduan hidup mereka karena sesungguhnya “umat Islam” itu ialah suatu golongan manusia yang menimba hidup, konsep realiti, nilai hidup mereka dari sumber yang agung yakni Islam.
Ambillah bagian dalam rangka mengembalikan kejayaan islam ini, kontribusi sekecil apapun akan sangat berarti guna memenuhi kehidupan masa depan yang lebih baik. Kitapun memahami waktu yang dibutuhkan dalam usaha “bangkit” seperti semula dan “memegang pimpinan” itu masih jauh dan sulit dilalui sebab sesungguhnya umat Islam sudah hilang dari “wujud” dan “realiti” begitu lama sekali dan peranan memimpin umat manusia itu telah diambil oleh fikiran yang lain, oleh umat yang lain dan oleh konsep yang lain, juga oleh realita yang lain berabad-abad lamanya.
Akan tetapi walau bagaimanapun jauhnya jarak di antara “bangkit semula” dengan “memegang pimpinan” langkah-langkah ke arah bangkit semula itu mesti dijalankan secara terus menerus dan berkelanjutan dan jangan sampai kita lengah lagi.

Rabu, 01 Juni 2011

Isu-Isu Penataan Ruang dalam Otonomi Daerah

Pada dasarnya penataan ruang merupakan suatu implikasi dari pengembangan daerah yang menghendaki suatu rencana tata ruang yang tersendiri yang tidak lagi menjadi bagian dari rencana atau penataan ruang yang sudah ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, prinsip perencanaan tata ruangnya adalah dalam rangka pengembangan wilayah. Karena itu haruslah diperhatikan aspek-aspek yang mendasari pengembangan wilayah (regional development) seperti sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), serta dukungan pranata sistem (institutional infrastructure).

Salah satu isu yang patut dipertimbangkan adalah implikasi demokratisasi, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam penentuan keputusan-keputusan publik. Hal ini merupakan inti dari reformasi yang kita cita-citakan yaitu timbulnya masyarakat sipil (civil society), masyarakat yang egaliter berdasarkan kesetaraan. Dengan demikian, masyarakat harus diberikan peranan yang cukup besar dalam penentuan “nasib”nya. Dalam kaitan tersebut, pendekatan perencanaan yang sentralistik dan top-down harus segera direvisi menjadi pendekatan perencanaan yang lebih mengedepankan demand masyarakat yang disebut sebagaicommunity driven planning. Isu yang paling aktual untuk saat ini adalah bagaimana upaya untuk mencapai kondisi di mana masyarakat sendirilah yang mendesain rencana yang diinginkan dan pemerintah adalah fasilitatornya. Hal ini sangat penting dalam penataan ruang suatu wilayah atau perkotaan.
Isu lain yang hendak dibahas adalah terkait dengan akselerasi pembangunan di Kabupaten Lamongan. Sebagai salah satu daerah yang berkembang, Kabupaten Lamongan, hendaknya mengambil momen yang sangat baik ini untuk meraih dukungan bagi pengembangan wilayahnya.
Dalam kaitan tersebut, potensi yang sudah ada hendaknya didayagunakan dan didorong secepatnya. Dilihat dari letak geografisnya, Kabupaten Lamongan memiliki letak yang sangat strategis yaitu memiliki jangkauan yang tidak jauh dari Surabaya sebagai ibukota Propinsi Jawa Timur dan dalam kedepannya nanti akan berada di antara dua kluster industri Surabaya-Gresik-Sidoarjo-Pasuruan-Mojokerto dan Bojonegoro-Tuban Dari segi infrastruktur wilayah, walaupun beberapa pihak mengatakan belum memadai, telah terdapat jaringan jalan yang melintasi seluruh kawasan sampai dengan perbatasan antara Kabupaten Lamongan dengan kota-kota lain disekitarnya. Letak Lamongan yang berada di jalur transportasi jalur utara Pulau Jawa juga tidak bisa dipisahkan disini. Hal ini merupakan keuntungan lokasional dimana luapan (spill over) dari dua kluster industri yang mengapit Kabupaten Lamongan dapat merupakan suatu potensi yang dapat dimanfaatkan.
Salah satu konsekuensi negatif dari diberlakukannya otonomi daerah kondisi antara lain adalah memberikan kemungkinan banyaknya daerah yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, tanpa berupaya untuk ber-sinergi dalam pelaksanaan pembangunan dengan daerah lainnya, demi sekedar mengejar target dalam lingkup “kacamata” masing-masing. Kondisi tersebut akan menimbulkan persoalan pembangunan apabila tidak diikat dengan satu kerangka keterpaduan yang mengedepankan kepentingan wilayah yang lebih luas dan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Prasarana yang bersifat tunggal dan melayani wilayah sekitarnya (prasarana wilayah) sangatlah tidak efisien apabila harus dibangun pada setiap daerah. Karena itu haruslah dicari suatu sinergi yang baik dalam mengupayakan ketersediaan prasarana sejenis yang secara hirarki fungsional dia dapat melayani kebutuhan kebutuhan yang tidak hanya menguntungkan pembangunan daerah tetapi juga wilayah dan nasional. Sebagai contoh, prasarana jalan secara sistem berhirarki mulai dari jalan arteri, kolektor, dan lokal yang secara keseluruhan mendukung kelancaran sistem aktivitas dan produksi baik dari asal bahan baku maupun menujuoutlet-nya. Begitu pula dengan sistem kota-kota yang terdiri dari fungsi pelayanan kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal. Kota-kota tersebut secara hirarki fungsional melayani penduduk kotanya maupun wilayah sekitarnya.

Mengintip Rencana Pembangunan Kota Go Green di Singapura

Sebagai bagian dari ICSID World Design Congress 2009, WOHA disajikan ‘arsitek go green dan membawa sukacita bagi jutaan orang’, salah satunya adalah rencana besar kota singapura untuk tahun 2050. proyek telah dikompilasi ke dalam sebuah surat kabar berjudul ‘strange times’ yang memiliki pendekatan ilmu-fiksi, dan termasuk cerita di berbagai struktur perkembangan masa depan singapura, bersama dengan iklan yang berhubungan dengan pariwisata dan industri pertanian bangsa. koran bertanggal Kamis, 24 Nov 2050 melihat ke depan pada kemungkinan yang terbentang di depan untuk Singapura.
Tugas yang diajukan studio sendiri adalah untuk membuat Singapura aman dari naiknya permukaan laut sementara menyusut jejak ekologis negara dengan ukuran pulau. Proyek-proyek infrastruktur pengujian cross-diprogram baru, perkotaan dan tipologi arsitektur untuk mengatasi masalah mendesak air, pangan dan keamanan energi. Proposal meliputi pembangkit listrik perumahan, pabrik bertingkat / agribisnis-desa, dan tanggul resor.
Kota matahari, terletak di kuadran utara-timur CPR2100 dan pemanen energi paling sukses singapore’s, bertindak sebagai pembangkit tenaga listrik terbesar perumahan di negara itu. Tujuannya adalah untuk menyediakan 90.000 unit rumah baru dan untuk menutupi lebih dari setengah kebutuhan energi singapura. fokus utama diarahkan pada energi matahari, yang pada saat inisiasi adalah teknologi paling maju. ada beberapa pembangkit listrik tenaga surya skala yang berbeda di dalam kuadran, yang paling ikon dari menara yang sedang energi singapura, sebuah gedung tinggi 900m yang memiliki kemampuan untuk tenaga surya dari panen sebanyak 100 km2 daerah sekitarnya.
teluk pasang, juga dikenal sebagai agrobath, merupakan kombinasi dari tanggul, powerplant dan pembangunan perumahan kepadatan tinggi. terletak di reservoir poyan juga berfungsi sebagai laguna pasang surut. perubahan harian di tingkat pasang, diperkuat dengan apa yang para ilmuwan panggilan efek venturi, menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi dari air, yang mengalir melalui pembukaan terbatas dari CPR ke laguna. arus memungkinkan turbin bawah laut yang terletak pada pembukaan untuk mengubah, pemanenan energi saat ini dan mengubahnya menjadi listrik di menara putih ikon pembangunan. ada juga turbin angin vertikal di antara blok perumahan, mini-pulau di tengah laguna dengan menangkap layang-layang generator arus angin dataran tinggi, dan membungkus PV pada bangunan untuk menangkap sinar matahari yang berlimpah di kawasan itu di luar hari-berawan . agrobath tidak hanya memasok semua tenaga listrik yang diperlukan untuk pengembangan, tetapi juga dapat menyediakan kelebihan daya kembali ke grid nasional.
mungkin kuadran yang paling menonjol adalah taman pantai timur (ECPL). kuadran selatan-timur adalah sebuah liburan kepadatan tinggi tanggul yang menampung komponen perumahan dan rekreasi. lebih dari 300.000 orang Singapura menyebutnya taman rumah mereka, dan 15 juta pengunjung diperkirakan membuatnya ke taman setiap tahun, membuatnya menjadi lokasi rekreasi. dianggap ‘taman bermain bangsa’, ECPL menyediakan energi sendiri kebutuhan dan memberikan kontribusi untuk ketahanan pangan terutama melalui peternakan seafood dan tanaman perkebunan jamur yang langsung masuk ke dalam 42 mikro pabrik yang berlokasi di kawasan tersebut.
pusat industri dan gizi bangsa adalah kuadran dari Jurong perkebunan. dianggap sedikit sebuah resor-agribisnis, terdiri dari lahan hijau subur rolling dengan kincir angin berputar tenang. infrastruktur hijau ini dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dari sektor industri tumbuh serta mencapai ketahanan pangan bagi bangsa ini. Jurong untuk menutupi kebutuhan energi perkebunan baik pertanian dan industri, pengembang mendorong implementasi sistem negara energi angin yang dikenal sebagai turbin angin ‘terbang naga’ S-088. menghiasi lanskap hijau subur itu dirancang khusus untuk singapura oleh suzon. desain menarik pada inspirasi dari sayap capung dan telah disusun sesuai dengan kecepatan rendah singapore’s angin. mengikuti langkah-langkah dari pertanian-pariwisata, perkebunan juga memainkan tuan rumah untuk sejumlah pertanian-resort.

Tantangan Untuk Membangunnya
WOHA’s studio Design2050 rendah hati menyatakan bahwa arsitek dan perencana kota kembali muncul dari dilupakan dan kembali ke akar mereka megalomania kebajikan. Kami mencoba untuk menyelamatkan dunia. Untuk melakukannya, kita fokus pada dua hal yang kita tahu yang terbaik: Keahlian kreatif profesi kami, yang secara historis konsep yang dikembangkan untuk masyarakat baru – pada waktu diterjemahkan menjadi batu dan mortar (atau baja dan kaca) pada waktu yang diabadikan dalam arsip internasional dan galeri sebagai “arsitektur kertas” Rumah kami planet Singapura, pendewaan pembaharuan direncanakan dan radikal make-over. kecil tapi terkenal efisien kota negara kami, ditemukan dalam waktu kurang dari 40 tahun, adalah cawan petri yang sempurna untuk masa depan yang makeable.
Bersama dengan NUS dan blackdesign mitra dan obilia, WOHA akan mengembangkan dan menyajikan konsep-konsep arsitektur dan perkotaan untuk Singapura sementara menyikapi tantangan masa depan dengan signifikansi di seluruh dunia.

Strategi Mengerem Laju Perkumuhan

Tahun ini, Hari Habitat Dunia mengambil tema “Planning Urban Future” atau “Merencanakan Masa Depan Perkotaan Kita”. Peringatan itu ditandai dengan pemberian penghargaan oleh Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum bagi kota-kota yang berhasil melakukan...
READ MORE - Strategi Mengerem Laju Perkumuhan
Petunjuk Teknis Bidang Sanitasi Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2009A. Pewadahan SampahB. Pengumpulan SampahC. Pengangkutan SampahC. Pengangkutan Sampah1. PendahuluanPengangkutan, dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan...
READ MORE - Pengangkutan Sampah - Pewadahan, Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Petunjuk Teknis Bidang Sanitasi Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2009A. Pewadahan SampahB. Pengumpulan SampahC. Pengangkutan SampahB. Pengumpulan Sampah1. PendahuluanYang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah...
READ MORE - Pengumpulan Sampah - Pewadahan, Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Petunjuk Teknis Bidang Sanitasi Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2009A. Pewadahan SampahB. Pengumpulan SampahC. Pengangkutan SampahA. Pewadahan Sampah1. PendahuluanPewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan,...
READ MORE - Pewadahan Sampah - Pewadahan, Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Mungkin tidak banyak orang mengenal Kampung Bandan. Mereka yang mengenal pun agaknya menginisiasikan kampung yang berada di wilayah utara Jakarta sebagai tempat kumuh.Padahal di kampung ini ada cerita tersisa ketika Jakarta masih bernama Batavia.Berdasarkan...
READ MORE - Sejarah Kampung Bandan (Kampung Budak di Batavia)
Legenda Harmoni bermula dari Tempat Kongkow Noni Belanda, yang Pendirian gedungnya dipelopori oleh Reinier de Klerk tahun 1776.Hiruk pikuk kendaraan bermotor dibalut dengan kepulan asap dan kebisangan melekat erat di sebuah daerah yang seolah tak pernah...
READ MORE - Sejarah Harmoni - Jakarta
Proses pembangunan Jembatan Semanggi tidaklah mudah. Presiden Soekarno banyak diprotes.Bangunan fisik Jembatan Semanggi berupa jalan layang yang melingkar-lingkar, Karena bentuknya mirip struktur daun lalapan, semanggi, maka kemudian meresap dan menjadi...
READ MORE - Sejarah Jembatan Semanggi - Jakarta
A. MUSRENBANG DESA/KELURAHAN1. Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholders desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah)...
READ MORE - Daftar Peristilahan Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Salah satu hal terpenting yang dimiliki oleh Undang-undang Penataan Ruang (UUPR) No. 26 Tahun 2007 dan tidak ditemukan dalam UUPR sebelumnya adalah pemberian sanksi terhadap pelanggar tata ruang. Sanksi akan diberikan kepada pengguna ruang yang melanggar...
READ MORE - Pengenaan Sanksi Pidana Bagi Pelanggar Tata Ruang
1. Reformasi Hukum PertanahanReformasi hukum pertanahan boleh jadi telah dimulai melalui penerbitan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang telah diundangkan pada tanggal 26 April 2007 yang lalu. Dalam ketentuan pelaksanaan pemanfaatan ruang,...
READ MORE - Neraca Penatagunaan Tanah
Teknik pengaturan zonasi adalah berbagai varian dari zoning konvensional yang dikembangkan untuk memberikan keluwesan penerapan aturan zonasi.Teknik pengaturan zonasi dapat dipilih dari berbagai alternatif dengan mempertimbangkan tujuan pengaturan yang...
READ MORE - Teknik Teknik Peraturan Zonasi
1. PerencanaanDalam studi kajian perencanaan aspek yang diteliti meliputi : lokasi, fungsi dan pemanfaatan, aspek tehnik silvikultur, arsitektur lansekap, sarana dan prasarana, tehnik pengelolaan lingkungan. Bahan informasi yang dibutuhkan dalam studi...
READ MORE - Tahap Pembangunan Hutan Kota
1. Tipe Hutan KotaHutan kota yang dibangun pada areal pemukiman bertujuan utama untuk pengelolaan lingkungan pemukiman, maka yang harus dibangun adalah hutan kota dengan tipe pemukiman. Hutan kota tipe ini lebih dititik-beratkan kepada keindahan, penyejukan,...
READ MORE - Tipe dan Bentuk Hutan Kota

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Colgate Coupons